VICTORY NEWS SPORT - Insiden protes, pemukulan, dan caci maki terhadap wasit yang memimpin pertandingan Liga 3 El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXI Lembata 2022 dalam dua hari terakhir, mengingatkan kita kepada satu momentum penting pekan lalu di Samarinda, Kalimatan Timur.
Baca Juga: LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: Tembus Semifinal, Rote Ndao Ulangi Prestasi di Sumba Barat dan Belu!
Saat itu, tim Sepak bola Pelajar NTT baru saja memenangi duel dengan Tim Sulawesi Selatan di Pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2022 Wilayah IV Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (13/9/2022) pagi.
Penampilan Gabrieltus Alkelvin Bhaghi dkk sungguh ciamik dan membanggakan. Membuat ofisial lawan dan panitia dari Kemenpora berdecak kagum. Para penonton pun memuji setinggi langit aksi dan skill individu para pemain NTT.
Baca Juga: LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: Maaf Persami Maumere! Dewi Fortuna Masih Berpihak pada Tuan Rumah
Penampilan Kevin dkk mulai berubah ketika wasit tidak memberi kartu kepada pemain Sulsel yang kasar. Ramai-ramai mereka mendekati wasit dan melancarkan protes disertai kata-kata tak senonoh. Tanpa babibu, wasit langsung mengeluarkan kartu merah kepada salah satu pemain NTT.

Malam harinya, skuad NTT mendapat wejangan dari Ketua Asprov PSSI NTT Chris Mboeik dan jajaran. Hadir mendampingi, Ketua Bidang Pengembangan Usia Muda Buce Lioe, Ketua Komite Medis dr Christian Widodo, dan Ketua Komite Futsal Supriyadin Pua Rake.
Baca Juga: LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: Berapa Gol Yang Tercipta Sampai Hari Ini? Siapa Top Scorer Sementara?
Setelah memberi apresiasi atas penampilan tim yang bagus, tanpa basa-basi, Chris Mboeik langsung mengomentari hal-hal non teknis yang terjadi di atas lapangan. Ia mengeritik perilaku tak pantas yang dilakukan para pemain.
Sikap anak-anak muda berusia di bawah 17 tahun yang sudah berani beramai-ramai mendekati wasit, melancarkan protes sambil mengeluarkan kata-kata tidak pantas atas keputusan wasit, tampaknya sangat menggangu pikiran Chris Mboeik.
"Bagaimana bisa kalian melakukan protes seperti itu. Kalau kita tidak ramai-ramai protes, maki-maki dia (wasit), belum tentu akan ada kartu merah. Kalian harus ingat, protes dengan cara-cara kasar begitu, malah merugikan kita. Karena kita akhirnya main dengan 10 pemain," tegas Chris saat itu.
Kepada Kevin dkk, Chris menegaskan bahwa dalam sepak bola, skill dan kemampuan bermain di atas lapangan itu penting. Tapi semua itu menjadi percuma jika atitute (sikap dan perilaku), emosi, dan mental tidak sehat. Tidak sehat bukan saja akan berdampak bagi pribadi, tapi juga akan sangat berpengaruh bagi kekompakkan tim.
Baca Juga: LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: Lapangan Polres 'Kubur' Keperkasaan PSN Ngada dan Impian Platina FC
Artikel Terkait
LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: Ketua Asprov PSSI NTT Sebut Momen Bersejarah!
LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: Opening Ceremony nan Sederhana namun Meriah!
LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: Sempat Ragu, Gubernur NTT Puji Ketekunan Pemerintah dan Rakyat Lembata
LIGA 3 ETMC XXXI LEMBATA 2022: PSN Puasa Gelar 7 Edisi ETMC, Sepak Bola Memang bukan Matematika!
Tuan Rumah 2023, Rote Ndao Petik Banyak Pelajaran dari LIGA 3 ETMC XXXI Lembata!